untitled
aku ingat saat tangan - tangan kita masih terlalu kecil untuk saling mengenggam
tertawa melihat es krim stoberi susu yang tertinggal di ujung bibirmu
ketika dunia masih terlalu luas, terlalu lebar untuk kita jelajahi
masih terdengar di telingaku celotehanmu,
suaramu masih tinggi, belum serendah kini
ketika kelingking kita bertaut, mengucapkan janji
berjanji akan dunia yang akan kita lihat suatu saat nanti
dimulai dari serangkaian kata : "bila kita sudah dewasa....."
aku teringat akan piyama yang kau pakai : biru tua
rambutku pun masih dikepang dua,
dan rambutmu terlihat berantakan, tidak secepak saat ini.
ketika kita duduk berdua di bawah langit tak bertepi
seakan akan bintang bersanding dengan bulan dan matahari
kau tunjukkan padaku pelangi di tengah malam
samar, nyaris tak terlihat, pudar, dan kelam
namun jelas terlihat semburat warna warni di hati
waktu masih berderak lambat, tidak cepat, tidak berlari
aku teringat ketika kita bebas melakukan apa yang kita suka
kau ada ketika senja berembun, pagi yang hangat, bahkan saat gerimis tiba.
berambisi, menertawakan kehidupan, menantang dunia.
tidak terikat harga diri apalagi yang namanya gengsi
menghabiskan jam - jam berkhayal dan bermimpi
tertawa hingga larut malam yang sepi,
berlari dari atas bukit, berlomba hingga ke paling bawah
petak umpet di taman bermain, dan adu cepat turun dari perosotan
mendengar suara kambing, menyusuri perkebunan
bernyanyi dan bersenandung, tanpa malu
makan es krim sebanyak yang kita mau
berbagi mimpi dan dunia. dunia milik kita berdua.
aku teringat ketika kau hilang tanpa kabar
apa aku merasa sedih ? aku sudah tidak ingat
ada kalanya kita bertemu. itupun samar - samar
ketika sudah membentur dinding realitas,
berjalan di jalan panjang menuju suatu tempat bernama kedewasaan
ada harga diri yang tertahan setiap kali membentuk senyuman
ada perasaan malu malu setiap kali mata beradu
hanya jabatan tangan. bukan lagi genggaman erat.
hanya senyum tipis. bukan lagi tawa yang pecah.
aku tak lagi mengingat apapun
ketika kita sudah berada di dua tempat yang berbeda
tak ada lagi kata "andai kita dewasa".. tak ada mimpi. tak ada ambisi.
semua yang ada sedang kita jalani. sedang kita rasakan. sedang kita cicipi.
kita mulai paham bahwa bumi selalu berputar, dan hidup tidak semu
waktu berjalan cepat, meninggalkan kenangan yang sudah berdebu
tak ada lagi yang mengingat janji itu, janji masa kecil antara aku dan kamu
karena dunia sesak. juga sempit. tidak sebesar kelihatannya.
langit tidak seindah yang kita pernah bayangkan sebelumnya
ketika kita menggapai langit, bintang telah lenyap ditelan gelapnya malam.
dan es krim yang selalu kita makan, sudah hilang dari pasaran.
lalu bagaimana dengan kita ?
aku dan kamu telah tenggelam dalam rutinitas.
dengan dunia kita masing - masing.
bagaimana kita bisa menjelajahi dunia, kalau dunia kita berbeda?
bagaimana kita bisa menantang dunia, kalau dunia kita tak lagi sama?
aku tidak ingat. dan aku tidak lagi mencoba mengingat.
tak ada lagi dua anak kecil yang berjanji mengalahkan dunia.
dan bila suatu saat jalan hidup kita bisa bertemu lagi,
siapakah yang kau lihat dan kau temui?
gadis kecil yang berani bermimpi dan lugu dalam mengerti dunia ?
atau wanita dewasa yang menyesuaikan diri dengan realita?
..
aku masih berharap yang kau temukan adalah gadis kecil itu
(hufft. panjang juga. capek ga bacanya ? hahaha... setengah fiksi ini.
terinspirasi dari seseorang, tapi tidak didedikasikan untuk siapa2)
0 comments:
Tell me anything