ikan
klav,
suatu ketika di ruang tamu mu kau lihat ikan di akuarium. indah sekali bukan? aku yang membelinya. kau begitu senang pertama kali melihatnya.matamu membeliak, besar sekali dan kau tertawa - tawa, seakan pertama kalinya kau melihat makhluk dari dunia asing. ku katakan, bahwa itu bukan dari dunia lain. karna, laut, adalah teman kita. ikan itu tak kalah gembiranya dengan dirimu, klav. dia tertawa girang - girang. kesepian pada awalnya, tapi kemudian dia menyadari bahwa dia makhluk paling indah di ekosistem yang hanya beberapa senti itu jari - jarinya. tubuhnya bewarna warni, dengan warna yang sulit dijelaskan. kuning, biru, jingga, hijau semuanya menyaru.
kemudian, ingatkah kau ketika ikan itu dipindahkan ke kolam ? kali itu dia temui beberapa ikan yang tak kalah indah bentuknya. dunianya semakin luas, tapi bermuram durja saja dirinya. ia temui ikan putih bertotol ungu, dan ikan biru bergaris kuning. tapi, sungguh, bagimu dia adalah makhluk yang paling indah dan dia sedikit terhibur karenanya.
waktu terhempas dan ku ingat suatu siang kau kembali ke rumah dan kau menangis - nangis, katamu kau tak ingin ikan itu ada lagi, kau ingin ia bebas. maka ku temani kau berjalan ke ujung pantai, menaiki suatu perahu dan melepasnya di tengah lautan. bibirmu tersungging hilangkan rasa bersalah. kau tak ingin dia terperangkap dalam kolam 3 kali 3. kau ingin dirinya memiliki dunia yang luas tak terhingga. gerimis menghantarkannya sampai ke lautan.
yang tak kauketahui klav, ikan itu menangis, keras sekali. ia lahir di penampungan ikan. tak mengenal laut. sungguh menyedihkan. padahal ia mungkin dapat bertemu kaumnya, yang sama indahnya. tapi ia merasa sedih, karna ia merasa kalah indah. ia merasa tidak lagi yang menjadi pertama dan primadona. betapa sempitnya pikiran itu! padahal kalau jadi dia dapat berkelana kemana - mana. dunianya tidak lagi dua kali dua atau tiga kali tiga. tapi tak mengertilah ia. dan sedih hatinya melihat ikan yang sama cantiknya seperti dirinya. padahal mungkin saja itu sanaknya, kenalannya, berhubungan darah dengannya.
samudera mendengar tangisnya dan memeluk ikan itu. dijelaskan lah silsilah, hakikat dan fitrat sesungguhnya, rumah ikan sesungguhnya yang bukan bikinan manusia - manusia seperti kita ini. ia tak langsung mengerti tetapi butuh pemahaman bahwa ia telah kembali ke kaumnya, ke dunianya. dimana ia tak lagi dikurung, walaupun kini dia tak lagi menjadi yang pertama.
klav,
ah... rupanya kau sudah terlelap.
0 comments:
Tell me anything