klavier, 

kau sudah terlelap ketika aku menceritakan tentang ikan. jadi aku memutuskan untuk menceritakan padamu tentang tikus. sebelumnya aku menimbang - nimbang cukup lama, apakah suatu saat nanti kau akan kenal dengan makhluk bernama tikus ini, sungguh aku tak tahu. tapi dengan asumsi teori evolusi dan tingkat adaptasi yang tinggi, anggap saja kau akan melihatnya kelak

jadi bayangkan suatu pagi aku berkata kepadamu, "klav, jadilah tikus." dan sebesar-besarnya kasih sayangmu padaku, maukah kau melakukannya? aku membayangkan matamu bergerak-gerak gelisah dengan ujung bibir menyunggingkan senyum yang kebingungan. tentu tidak, klav, aku tidak akan rela. tetapi, Pencipta mu, mengirimkan anaknya. bagaimana bisa, aku tak tahu. tapi satu hal yang perlu kau tahu klav, Dia sayang kau. begitu sayangnya hingga dia rela melepaskan sebagian diriNya untuk dirimu. kau adalah bagianku, diriku, jiwaku, dan menjadi esensi dalam hidupku. membayangkan bagian diriku menjadi seorang tikus, aku tak sanggup. tetapi membayangkan sebuah kekuatan yang membentuk semesta dengan rendah hati mengambil posisi manusia -mahkluk semacam kita ini-, aku lebih tidak sanggup. tapi Ia melakukannya, hanya karna kesalahan - kesalahan yang kita buat. dapatkah kau mengerti?

bukankah Dia begitu mencintaimu, klav? 

ketika kamu membuka hadiah di bawah pohon berhias itu, aku harap kau mengerti ini.