kepada sepasang metatarsal yang selalu aku tunggu

8:38:00 PM Valencia Ng 0 Comments

"'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on the corner of the street
So I'm not moving....."


bagaimana aku dapat memulainya? 
kisah ini terselip diantara ribuan kisah yang ada 
menyelinap, menyeruak, dan menyembul pasrah
berjuang untuk diakui eksistensinya 
menolak untuk dilupakan. melawan untuk diabaikan
dan di tempat segala kisah bersemayam, kisah kita baru saja dimulai. 

dua detik menuju pukul dua 
satu, dua........ pintu perlahan terbuka 
dan disitulah engkau berada
mulai menjelajahi tempat ini, seperti biasa
dan setiap pukul dua, lama - lama menjadi rutinitas kita berdua
bertemu di tempat yang sama. 
di tempat yang kata orang adalah jendela dunia, 
maka disinilah pusatnya jendela dunia. dan disudut inilah, 
kita menjadikan tempat ini tempat persembunyian kita
persembunyian dari suatu proses menuju kedewasaan bernama realita
.
pukul dua, selama bertahun - tahun, 
tanpa satupun terucap kata
kita belajar bahasa paling primitif manusia
sekedar tatapan mata yang bertahan lama
sekedar senyum yang tidak pernah lepas
gerak yang dapat diartikan banyak hal
di antara celah - celah rak buku, 
dan ketika  kamu mendekat, hampir berbicara
aku hanya akan menunduk ke bawah, menatap sepasang metatarsalmu
dan selama bertahun - tahun
kamu menjadi seseorang yang aku hafal buku bacaannya, 
pengarang kesukaannya, bidang yang kamu suka,
tapi tidak, tidak hidupnya, 
seseorang yang ku hafal punggungnya, 
tapi tidak pernah ku ketahui namanya. 

kau terselip di antara doa
kau menghantui sepanjang lorong - lorong yang kulalui
dan kau bersemayam, di surga kita berdua
tapi seperti sebuah kisah, maka kisah ini harus memiliki akhirnya
akhirnya adalah suatu siang yang panas, 
ketika kau datang terlambat
dan menghampiriku, sungguh - sungguh menghampiriku
begitu dekat, begitu nyata
dan sungguh, jika saat itu aku mendongak sedikit
dan melihat matamu, bukan metatarsal mu, 
aku akan melihat salam perpisahan terucap begitu jelas di matamu
tapi tidak, aku terpaku pada metatarsalmu, 
waktu bergeliat begitu lambatnya, 
dan akhirnya metatarsal itu bergerak
membawamu selamanya pergi

lama kemudian, ku dengar buku - buku bercerita
mereka bilang, kamu kini tidak lagi mengejar yang kamu suka
kamu beralih, ke pilihan yang lebih realistis. 
entahlah, mungkin kamu menemukan surgamu yang lain
dan setiap pukul dua, 
aku menyadari, kau tidak akan pernah kembali.

pukul dua, 
aku bergerak dengan gelisah
menatap ke bawah, mencari metatartsal yang sama
aku masih menunggu............ 
.
tamat

(ket : metatarsal : ada di bawah gambar ini) 
 

0 comments:

Tell me anything